Redaksi
Aceh Timur – Aceh Monitor com. Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky mengungkapkan sebanyak 24 kecamatan di Aceh Timur terdampak banjir. Dua wilayah, yaitu Simpang Jernih dan Serbajadi, menjadi lokasi paling parah, bahkan tiga desa di Serbajadi diduga hilang dihantam banjir bandang.
“Namun kita belum bisa memastikan karena akses transportasi dan komunikasi terputus,” katanya. Senin 01/12/25.
Ia menggambarkan kerusakan jalan yang parah, air berputar deras, dan permukaan aspal mengelupas. “Persis seperti tsunami dulu,” ujar Iskandar.
Putusnya jaringan komunikasi membuat pencatatan korban tidak akurat. Berdasarkan laporan awal, sedikitnya delapan warga meninggal di enam kecamatan, namun jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena dua kecamatan masih belum dapat dijangkau.
Warga yang bertahan di rumah dan lokasi pengungsian melaporkan kondisi semakin kritis. Mereka mulai kelaparan. Kondisi semakin parah karena jalan puDitus, sinyal hilang, dan listrik padam.
Iskandar mengatakan, Sampai hari kedelapan bencana banjir, belum ada satu pun bantuan dari pemerinah pusat dan daerah yang dating ke wilayahnya. Hal itu terjadi lantaran jalur nasional Banda Aceh–Medan tidak dapat dilalui dari kedua arah akibat banjir besar dan longsor. Terputusnya akses utama ini membuat distribusi bantuan terhenti total dan persediaan makanan warga semakin menipis.
“Bantuan belum ada satu pun, baik dari pusat maupun provinsi, karena akses jalan tidak bisa ditembus,” tuturnya.
