EKONOMI BISNIS

Pengembang Aceh Butuh Realisasi Tambahan Kouta Rumah Subsidi Tahun 2020

Banda Aceh – Aceh Monitor Com.  Pemerintah pusat melalui kementerian Pukerjaan umum dan perumahan rakyat berencana menambah kouta subsidi sebanyak 20.000 unit sampai akhir tahun 2019 atas janji presiden Republik Indonesia seusai pertemuan dengan dewan asosiasi Apersi, Rei dan Himpera pada bulan September 2019 , lalu diistana presiden kouta tambahan tersebut tidak direalisasikan dan ditahun 2020 kouta rumah subsidi berada diangka 120.500 ribu unit.

Asosiasi pengembang perumahan dan permukiman (APERSI) Aceh disela kegiatan sosialisasi sertifikat laik fungsi (SLF) yang dilaksanakan oleh pemerintah kota Banda Aceh bersama ketua Real Estate Indonesia (REI) mengemukakan pendapat terhadap kelamgkaan kouta rumah subsidi sampai saat ini Aceh masi perlu kouta sebanyak 8.000 unit rumah yang belum dapat melaksanakan realisasi akad , sehingga para pengembang sudah tidak dapat melanjutkan pembangunan perumahan dikarena cashflow sudah tidsak memungkinkan.

Bahkan membayar tenaga tukang dan material sudah tidak bisa harus menunggu akan ditahun depan yaitu tahun 2020 apalagi beban pokok diperbankkan harus dibayar setiap bulannya.

Afwal ketua Apersi Aceh mengatakan, pengembang perumahan seluruh Indonesia memang tidak bisa melaksnakan realisasi Akad, namun keadaan ini tidak sama di Aceh “Boleh kita katakan pengembang di Aceh kemampuan masih mengandalkan modal kerja dari perbankan,” jelasnya. Kamis 21/11/19

“Pengembang Apersi telah membangunan banyak dilokasi dikabupaten kota dan hampir dikatakan tidak ada akad sampai saat ini stok rumah banyak hamper 4.000 unit terbanyak dikawasan aceh besar dan kota Langsa,” tambahnya.

“Jika konsumen memakai skema BP2BT (bantuan berbasis tabungan) belum familiar karena taunya hanya Flpp/ skema subsisidi, tapi ada sebagian sudah melaksanakan akad melalui program Bp2BT ini,” ungkapnya.

Sementara itu Muhammad Noval ketua REI  Aceh mengatakan, jika kondisi ini terus berlarut maka akan mematikan para pengembang karena ready stok rumah masih banyak sedangkan permintaan masih tinggi.

“Jika rumah tidak diakad pengembang tidak bisa berbuat banyak jika Apersi punya stok 4.000 unit pengembang Rei sama banyaknya 4.000 unit boleh dikatakan provinsi Aceh butuh kouta sebanyak 8.000 unit,” ungkapnya.

Hal ini juga terus diupayakan oleh Rei pusat, Apersi dan Himpera hampir tiap kesempatan melaksanakan koordinasi bersam-sama guna mencari solusi bagi pengembang sehingga bisa berkelanjutan usaha bisnis property khususnya di Aceh.

“Harapan kami para pengembang dibawah naungan Rei maupun Apersi komit membangunan rumah MBR untuk masyarakat Aceh, jika melihat kondisi kouta seperti ini kepada pengembang untuk tidak membangunan dulu sementara , sampai ada perkembangan terhadap realisasi tambahan kouta yang sudah ada 120.500 unit dan semoga bisa ditambahkan lagi pada Apbn-P sehingga pengembang betul-betul nyaman melaksanakan bisnisnya,” tutupnya. (Ril)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Populer

To Top
error: Content is protected !!